KUBET – 130 Jemaah Haji Indonesia Masih Dirawat Inap di RS Arab Saudi per 28 Juni 2025

Jadi intinya…
  • 130 jemaah haji Indonesia dirawat di RS Arab Saudi per 28 Juni 2025.
  • Mayoritas (598 pasien) didiagnosis pneumonia, diabetes, dan gangguan otak.
  • Tanazul dilakukan untuk memulangkan jemaah sakit lebih awal ke Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta – Hingga Sabtu, 28 Juni 2025, pukul 16.00 waktu Arab Saudi (WAS), masih 130 jemaah haji Indonesia yang dirawat di berbagai rumah sakit di Arab Saudi, baik di Makkah maupun di Madinah, menurut data Siskohatkes. Sementara, jumlah jemaah haji yang dirawat di KKHI, baik Makkah dan Madinah, adalah 37 orang.

Secara kumulatif, dengan total 1.642 jemaah haji Indonesia yang pernah atau masih dirawat di rumah sakit Arab Saudi (RSAS), mayoritas terdiagnosis pneumonia. Jumlahnya mencapai 598 pasien atau sekitar 36 persen dari total pasien jemaah haji Indonesia. Dua kasus penyakit terbanyak lainnya adalah diabetes mellitus dengan komplikasi dan penyakit serebrovaskular (gangguan aliran darah ke otak).

Selama dirawat di RSAS, para pasien mendapat visitasi dari petugas Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). Program visitasi oleh KKHI itu akan berjalan selama penyelenggaraan haji hingga 12 Juli 2025. Belum diketahui apakah program tersebut akan dilanjutkan jajaran Kantor Urusan Haji (KUH) bila masih ada jemaah haji yang dirawat inap selepas operasional PPIH Arab Saudi berakhir.

Namun, upaya memulangkan jemaah haji sakit ke Tanah Air lebih awal, dikenal pula sebagai tanazul, terus dilakukan. “Layanan tanazul menjadi salah satu program krusial yang kami gerakkan untuk memastikan jemaah sakit dapat kembali ke Tanah Air dan melanjutkan pemulihan di lingkungan yang lebih mendukung,” ungkap Liliek Marhaendro Susilo, Kepala Pusat Kesehatan Haji di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daerah Kerja Makkah, di Makkah, Jumat, 20 Juni 2025.

 

 

 

 

2 dari 3 halaman

Ratusan Jemaah Haji Terdaftar Ikut Tanazul

Dasar hukum terkait layanan tanazul tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2021 tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Kesehatan Haji. Menurut Penanggung Jawab Evakuasi Tanazul KKHI Daker Makkah, dr. Agus Alim, Sp.P, yang berkoordinasi dengan Kantor Daker Makkah, hingga 20 Juni 2025, terdapat 220 jemaah sakit yang terdaftar untuk mengikuti tanazul, dan jumlah ini kemungkinan masih akan bertambah.

“Jumlah ini (220 jemaah) akan kita pilah dan pilih sesuai prioritas kasus dan ketersediaan seat dari maskapai penerbangan,” tuturnya.

Ia menerangkan bahwa peserta Evakuasi Tanazul adalah jemaah sakit dalam kloter yang sedang dirawat di RS Arab Saudi maupun di KKHI Makkah. Mereka yang bisa mengikuti program tersebut mencakup jemaah lansia/disabilitas yang sakit, serta penyakit tertentu yang berisiko meningkatkan angka kematian, seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung, gagal ginjal, keganasan, dan gangguan kesehatan jiwa.

Mekanisme pelaksanaan program ini dimulai dari Tenaga Kesehatan Haji Kloter (TKHK) yang mengusulkan nama-nama jemaah sakit yang akan ditanazulkan berdasarkan kriteria prioritas kasus.

 

 

3 dari 3 halaman

Mekanisme Tanazul untuk Jemaah Haji yang Sakit

Kemudian, KKHI akan menyeleksi dari segi kelengkapan administrasi dan persyaratan medis, melakukan stabilisasi serta optimalisasi kondisi kesehatan jemaah, menetapkan kelayakan terbang, dan bekerja sama dengan TKHK untuk melakukan pendampingan selama perjalanan hingga tiba di Tanah Air.

Dalam pelaksanaan Evakuasi Tanazul, prosedur pemulangan jemaah mendahulukan stabilisasi dan optimalisasi kondisi kesehatan di RS Arab Saudi ataupun KKHI. Setelah kondisi jemaah dianggap stabil dan dinyatakan layak terbang, proses tanazul dilaksanakan.

“Tentunya kondisi jemaah yang ditanazulkan akan tetap dipantau ketat oleh TKHK selama perjalanan. Alhamdulillah, sejauh ini, semua jemaah yang sudah kita tanazulkan kondisinya aman selama perjalanan,” ungkap dr. Agus.

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama Hilman Latief berharap agar jemaah yang sakit diberi kemudahan dan kesembuhan.

“Mohon doanya semoga diberi kemudahan dan kesembuhan sehingga bisa mengikuti tahapan berikutnya dari proses penyelenggaraan haji ini, baik yang harus menuju ke Madinah maupun harus kembali ke Tanah Air,” ujarnya.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *