Liputan6.com, Jakarta – Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada perdagangan Senin, (19/5/2025). Penguatan IHSG seiring mayoritas sektor saham menghijau dan investor asing melakukan aksi beli saham.
Mengutip data RTI, IHSG ditutup naik 0,49% ke posisi 7.141,09. Indeks saham LQ45 menguat 0,68% ke posisi 811,65. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.
Baca Juga
Pada perdagangan saham Senin pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.169,65 dan level terendah 7.085,97. Sebanyak 409 saham menguat sehingga angkat IHSG. 225 saham melemah dan 173 saham diam di tempat.
Advertisement
Total frekuensi perdagangan 1.432.169 kali dengan volume perdagangan 25,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 14,8 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.425. Investor asing melakukan aksi beli saham Rp 367,81 miliar pada awal pekan ini. Namun, investor asing masih melakukan aksi jual saham mencapai Rp 48,42 triliun sepanjang 2025.
Pada awal pekan ini, harga saham MEDC naik 1,77% ke posisi Rp 1.150 per saham. Harga saham MEDC dibuka naik 15 poin ke posisi Rp 1.145 per saham. Saham MEDC berada di level tertinggi Rp 1.175 dan level terendah Rp 1.145 per saham. Total frekuensi perdagangan 3.905 kali dengan volume perdagangan 272.475 saham. Nilai transaksi Rp 31,6 miliar.
Sementara itu, saham TOWR melemah 2,44% ke posisi Rp 600 per saham. Harga saham TOWR dibuka stagnan di posisi Rp 615 per saham. Harga saham TOWR berada di level tertinggi Rp 620 dan terendah Rp 600 per saham. Total frekuensi perdagangan 3.689 kali dengan volume perdagangan 249.450 saham. Nilai transaksi Rp 15,2 miliar.
Lalu saham SMGA turun 2,41% ke posisi Rp 81 per saham. Harga saham SMGA dibuka naik satu poin ke posisi Rp 84 per saham. Saham SMGA berada di level tertinggi Rp 87 dan level terendah Rp 79 per saham. Total frekuensi perdagangan 3.786 kali dengan volume perdagangan 963.711 saham. Nilai transaksi Rp 8 miliar.
Mayoritas sektor saham menghijau kecuali sektor saham teknologi turun 1,06% dan sektor saham properti melemah 0,11%.
Sementara itu, sektor saham transportasi melesat 3,09%, dan catat penguatan terbesar. Sektor saham basic mendaki 1,99% dan sektor saham energi menguat 1,97%. Selain itu, sektor saham industri naik 0,80%, sektor saham consumer nonsiklikal bertambah 0,08%, sektor saham consumer siklikal menguat 0,37%. Selanjutnya sektor kesehatan bertambah 0,40%, sektor saham infrastruktur menanjak 0,54%.
Top Gainers-Losers
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
- Saham ERTX melonjak 34,74%
- Saham COCO melonjak 34,02%
- Saham IDPR melonjak 18,39%
- Saham TOBA melonjak 18%
- Saham TARA melonjak 12,50%
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
- Saham DAYA melemah 15%
- Saham KOPI melemah 14,89%
- Saham NAIK melemah 14,50%
- Saham BTEK melemah 14,29%
- Saham JGLE melemah 11,11%
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
- Saham BBCA senilai Rp 1,1 triliun
- Saham BMRI senilai Rp 1,1 triliun
- Saham ADRO senilai Rp 802,3 miliar
- Saham BBRI senilai Rp 617,7 miliar
- Saham ANTM senilai Rp 567,6 miliar
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
- Saham ADRO tercatat 68.297 kali
- Saham DKHH tercatat 43.051 kali
- Saham GOTO tercatat 42.139 kali
- Saham BBRI tercatat 34.756 kali
- Saham BBCA tercatat 33.955 kali
Advertisement
Apa Saja Sentimen IHSG?
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menuturkan, IHSG bergerak menguat pada saat bursa regional Asia melemah. Hal ini seiring pasar merespons rilis data ekonomi China yang menunjukkan pertumbuhan penjualan ritel pada April 2025 melambat dan gagal memenuhi harapan, memperkuat kekhawatiran atas permintaan konsumen yang lemah.
“Selain itu, output industri mengalahkan perkiraan tetapi melambat dari kecepatan Maret 2025,” kata Nico, seperti dikutip dari Antara, Senin pekan ini.
Dari dalam negeri, IHSG melanjutkan kenaikan seiring aksi net buy (beli bersih) oleh investor asing. Di sisi lain, dengan downgrade yang terjadi pada AS, berpotensi menimbulkan arus modal investor masuk ke emerging market, salah satunya Indonesia.
Bank Indonesia (BI) melaporkan pada pekan kedua Mei 2025, aliran modal asing masuk (capital inflow) ke Indonesia senilai Rp4,14 triliun, yang menunjukkan bahwa investor asing mulai kembali melakukan akumulasi, menandakan bahwa mereka secara bertahap kembali memasuki pasar saham Indonesia.
“Dari mancanegara, Moody’s Ratings akhirnya menurunkan peringkat Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Aaa menjadi Aa1, seiring adanya kekhawatiran utang dan defisit akan membengkak, sehingga membuat AS kehilangan daya tariknya untuk para investor global,” ujar dia.
Bursa Saham Asia Pasifik Melemah
Bursa saham Asia Pasifik anjlok pada Senin, 19 Mei 2025. Hal ini seiring investor menilai data ekonomi terbaru dari China dan penurunan peringkat kredit Amerika Serikat (AS) oleh Moody’s.
Selain itu, pertumbuhan penjualan ritel China melambat pada April menandakan konsumsi tetap menjadi kekhawatiran bagi ekonomi terbesar kedua di dunia.
Penjualan ritel naik 5,1% dari tahun sebelumnya pada April, meleset dari estimasi Reuters sebesar 5,5%. Produksi industri tumbuh 6,1% tahun ke tahun atau year on year (YoY) pada April, lebih kuat dari harapan analis untuk kenaikan 5,5%, sementara melambat dari lonjakan 7,7% pada Maret, menunjukkan dampak dari tarif AS tidak sekeras yang diharapkan.
Indeks Hang Seng di Hong Kong turun 0,05% hingga ditutup ke posisi 23.332,72. Selain itu, indeks CSI 300 di China melemah 0,48%. Indeks Nikkei 225 di Jepang tergelincir 0,68% dan ditutup ke level 37.498,63.
Indeks Topix melemah 0,08% dan ditutup ke posisi 2.738,39. Indeks Kospi di Korea Selatan melemah 0,89% dan ditutup ke level 2.603,42 dan indeks Kosdaq susut 1,56% dan ditutup ke level 713,75.
Advertisement