Liputan6.com, Jakarta – Menteri Hukum dan Keadilan Pakistan Barrister Aqeel Malik mengatakan bahwa negaranya patuh pada ketetapan gencatan senjata dengan India. Tetapi, ia menegaskan bahwa Islamabad siap membalas jika kedaulatannya terusik.
“Kami telah menanggapi sesuai dengan pembelaan diri dan hak kami. Kami juga mematuhi ketentuan yang telah ditetapkan dalam gencatan senjata,” kata Barrister Aqeel Malik dalam pernyataan pers bersama awak media pada Kamis (15/5/2025) di Kedutaan Besar Pakistan di Jakarta.
“Kami telah menjelaskan kepada seluruh masyarakat internasional bahwa Pakistan adalah negara yang bertanggung jawab yang memilih untuk menahan diri.”
Advertisement
“Tetapi kami akan menanggapi jika menyangkut kedaulatan dan integritas teritorial. Pakistan akan mematuhi ketentuan gencatan senjata secara lebih luas. Dan saya harap ini tidak sampai pada titik di mana kami mungkin harus menanggapi lagi.”
Barrister Aqeel Malik juga mengatakan bahwa permintaan agar Pakistan menahan diri telah mereka terima dari sejumlah negara dan berbagai pihak internasional.
“Banyak pihak menyoroti dan menekankan agar Pakistan menahan diri. Tentu saja kami memilih melakukannya,” kata Barrister Aqeel Malik.
Sehubung dengan gencatan senjata, ia menyampaikan penghargaannya pada peran Turki, Tiongkok, Azerbaijan, juga negara-negara lain seperti UEA, Qatar, Oman, Arab Saudi.
Menurutnya, sejumlah negara ini memainkan peran yang sangat penting dalam negosiasi dan proses gencatan senjata.
“Kami juga sangat berterima kasih dan menghargai peran mediasi yang dimainkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang memastikan gencatan senjata ini.”
“Dan tentu saja, saya tidak akan membahas secara rinci gencatan senjata ini, karena ini masih merupakan proses yang sedang berlangsung. Ini merupakan situasi yang terus berkembang. Kami sangat berharap India memilih untuk menggunakan diplomasi,” ujarnya.
Situasi di perbatasan India-Pakistan kembali memburuk! Rabu pagi, baku tembak dan serangan mortir pecah di wilayah Poonch, Kashmir yang dikuasai India. Seorang wanita tewas, dan seorang anak perempuan terluka.