KUBET – Jerman Tinjau Ulang Ekspor Senjata ke Israel Terkait Krisis Kemanusiaan di Gaza

Liputan6.com, Berlin – Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadephul mengumumkan bahwa pemerintahnya sedang meninjau kembali ekspor senjata ke Israel sehubungan dengan kemungkinan pelanggaran hukum humaniter internasional di Gaza.

“Kami sedang memeriksa apakah yang terjadi di Gaza sesuai dengan hukum humaniter internasional,” kata Wadephul dalam wawancara dengan Suddeutsche Zeitung seperti dilansir Politico. “Pengiriman senjata selanjutnya akan diizinkan berdasarkan hasil dari peninjauan tersebut.”

Ketika ditanya apakah hal ini bisa mengarah pada penangguhan sebagian ekspor, dia menjawab, “Itulah yang tersirat dari pernyataan tersebut.”

Meskipun Wadephul menekankan bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri — termasuk dengan sistem senjata buatan Jerman, baik terhadap kelompok Houthi di Yaman, Hizbullah di Lebanon, maupun Iran — dia juga melontarkan kritik keras terhadap situasi kemanusiaan di Gaza, di mana Israel mengklaim melancarkan perang melawan Hamas sebagai balasan atas serangan pada 7 Oktober 2023.

“Bantuan yang masuk ke Gaza hanyalah setetes air di lautan,” ujarnya. “Ini menyangkut pemenuhan hak asasi manusia yang paling dasar. Orang sakit, mereka yang lemah, dan anak-anak adalah yang pertama menjadi korban.”

“Sebagai konsekuensinya,” tambah Wadephul, “kami telah mengubah nada bicara kami — dan kemungkinan besar selanjutnya akan mengubah tindakan politik kami.”

2 dari 2 halaman

Nilai Ekspor Senjata Turun

Seruan untuk menghentikan sementara pengiriman senjata semakin menguat di dalam negeri Jerman — negara yang secara tradisional merupakan salah satu sekutu terdekat Israel di Eropa — terutama dari kalangan anggota parlemen Partai Sosial Demokrat yang berhaluan tengah-kiri. Kanselir Friedrich Merz telah memperkeras retorikanya, namun tetap belum menyatakan sikap tegas soal ekspor tersebut.

Pada 2023, menurut laporan Reuters, Jerman menyetujui ekspor senjata ke Israel senilai 326,5 juta euro — jumlah yang jauh lebih besar dibanding tahun-tahun sebelumnya. Namun, pada tahun 2024, jumlah persetujuan ekspor turun hingga setengahnya.

Penurunan itu terjadi karena meningkatnya tekanan hukum dan politik, baik dari dalam negeri Jerman sendiri maupun dari komunitas internasional, terutama di tengah kekhawatiran pelanggaran hukum humaniter di Gaza.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *