Liputan6.com, Wellington – Selama puluhan tahun, Selandia Baru dikenal sebagai negeri domba. Canda-canda soal jumlah domba yang jauh melampaui jumlah manusia sudah menjadi bagian dari stereotip internasional terhadap negara Pasifik Selatan ini.
Namun kini, lelucon itu mulai kehilangan relevansi. Menurut data resmi terbaru yang dirilis Selasa (7/5/2025), populasi domba di Selandia Baru kini hanya 23,6 juta ekor — berbanding 5,3 juta penduduk.
Baca Juga
Artinya, hanya ada sekitar 4,5 ekor domba per orang, angka terendah dalam sejarah modern negara itu, dikutip dari AP, Minggu (11/5).
Advertisement
Bandingkan dengan tahun 1982, saat sektor peternakan domba menjadi tulang punggung ekonomi nasional:
Selandia Baru memiliki lebih dari 70 juta domba dan hanya sekitar 3,2 juta penduduk. Rasio saat itu mencapai 22 ekor domba per orang.
Seiring jatuhnya harga wol dunia akibat maraknya penggunaan serat sintetis, banyak petani mulai meninggalkan domba. Menurut Federated Farmers, kelompok lobi petani utama negara itu, banyak lahan peternakan kini dialihkan untuk usaha susu atau dikonversi menjadi hutan pinus untuk dijual sebagai offset karbon.
“Jika saya benar-benar jujur, industri wol hampir mencapai titik kritis,” kata Toby Williams, juru bicara Federated Farmers.
Kebijakan Pemerintah
Untuk meredam tren ini, pemerintah telah mengeluarkan sejumlah kebijakan. Pada 2024, pemerintah mengumumkan pembatasan skala konversi lahan pertanian menjadi hutan karbon.
Selain itu, sejak April lalu, semua proyek konstruksi dan renovasi gedung publik diwajibkan menggunakan produk wol lokal — seperti karpet dan insulasi — sebagai bagian dari pedoman pengadaan baru.
Namun, kebijakan ini dinilai belum cukup kuat untuk menghentikan penurunan populasi domba secara signifikan.
Penurunan jumlah domba tak hanya terjadi di Selandia Baru. Australia, tetangga terdekat sekaligus sesama negara penghasil domba, juga mengalami tren serupa. Saat ini, rasio domba di Australia sekitar tiga ekor per orang, memperkecil jarak dengan Selandia Baru yang selama ini menjadi bahan lelucon.
Meski pamor domba Selandia Baru mulai surut, lanskap hijau dengan domba putih masih jadi citra ikonik negara tersebut. Namun, dalam beberapa dekade ke depan, citra itu bisa saja bergeser — dari negeri domba menjadi negeri susu dan karbon.
Advertisement